TIPS MENINGKATKAN MINAT BACA TULIS PADA ANAK

Diturunkannya wahyu pertama kepada Rasulullah SAW dengan kata pertama iqra’ menunjukkan arti pentingnya aktifitas membaca. Membaca merupakan jalan yang mengantar manusia mencapai derajat kemanusiannya yang sempurna. Membaca dan menulis merupakan dua aktifitas yang tidak dapat dipisahkan. Sehingga perintah membaca secara tersirat sebenarnya juga merupakan isyarat perintah untuk menulis. Sebab tidak ada kata ‘membaca’ jika tidak ada bahan untuk dibaca.

Menurut Sakhuntala Devi seorang ahli/penakluk komputer, ada beberapa tahap cara untuk mengemukakan fikiran :

  1. Berbicara

Berbicara merupakan tahap awal anak dalam mengemukakan perasaan dan fikiran.

  1. Menggambar

Menggambar merupakan cara berkomunikasi yang baik dan langkah yang sangat penting bagi anak-anak. Melalui gambar, anak mengemukakan semua perasaannya secara sederhana. Menggambar merupakan awal menulis.

  1. Menulis

Tulisan adalah alat komunikasi yang mendunia. Menulis akan memberikan kegembiraan dan kepuasan serta menjadikan anak komunikator yang baik.

Satono Mukadis (Psikolog) mengatakan : Anak bukanlah orang dewasa kecil, tetapi anak adalah something of different yang sedang tumbuh, maka berikan yang terbaik untuk mereka. Ali Bin Abi Thalib mengatakan : Didiklah anak-anakmu, sesungguhnya mereka diciptakan untuk era yang berbeda dengan eramu. Salah satu upaya yang harus dipacu sejak dini adalah penguasaan berbagai pengetahuan, diawali kebiasaan membaca dan menulis, selain pemantapan iman dan taqwa. Melalui kebiasaan membaca dan menulis, kemampuan anak-anak berkembang cepat sehingga memiliki kecerdasan Intelektual atau Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi. Dengan mantapnya iman dan taqwa serta pengendalian diri maka kecerdasan emosi atau Emotional Quotient (EQ) dan dengan kemampuan hati nurani sehingga kecerdasan spiritual atau Spiritual Quotient (SQ) juga akan mantap. Pada gilirannya terbentuklah manusia beriman, bertaqwa, berilmu, bermartabat, sehat jasmani rohani dan memiliki wawasan yang luas.

Hobi baca-tulis nampaknya telah dirampas tayangan berbagai program televisi. Kegemaran berkirim surat telah digantikan telepon, SMS dan internet. Perpustakaan jarang dikunjungi anak-anak, pelajar dan  masyarakat. Sekolah pun jarang mengadakan kegiatan yang menumbuhkan minat baca tulis seperti membaca dan menulis puisi, lomba karya tulis ilmiah, mengarang cerita, mengaktifkan majalah dinding, penerbitan bulletin, dan lainnya. Dalam keseharian, membaca-menulis di rumah belum dibiasakan oleh orangtua. Orangtua  juga jarang mendampingi anaknya berbelanja ke toko buku atau memberi hadiah buku secara rutin. Wajarlah jika pertumbuh-kembangan minat baca tulis di kalangan anak-anak, pelajar dan generasi muda saat ini menurun.

Memiliki anak yang senang membaca dan menulis, mungkin merupakan keinginan setiap orang tua. Yang menjadi masalah adalah bagaimana membuat anak kita senang membaca dan menulis. Kebanyakan orang tua, seringkali hanya banyak menuntut tanpa memberikan teladan kepada anak, padahal bagi anak-anak, contoh perilaku jauh lebih baik ketimbang kata-kata. Membuat anak suka membaca diperlukan pelatihan praktek berulang-ulang dan pembiasaan.

Bisa membaca dan gemar membaca, dua hal yang sangat berbeda. Sejauh ini jika diperhatikan, banyak orang tua yang anak-anaknya dalam pertumbuhan, hanya berupaya mengarahkan anaknya bisa membaca lebih dini tapi tidak dalam konteks gemar membaca.

Buku adalah jendela pengetahuan. Dengan membaca buku, kita dapat menyerap informasi, dapat berkelana ke berbagai negara, bahkan ke dunia dongeng sekalipun. Pendeknya, dengan membaca, wawasan pengetahuan kita akan semakin luas. Namun, sayangnya, tidak semua anak gemar membaca. Nah bagaimana caranya membuat anak kita gemar membaca?

Untuk orang tua atau guru, berikut beberapa tips yang dapat dilakukan dalam rangka menumbuh-kembangkan minat baca tulis anak ataupun siswa :

  1. Bacakan buku sejak anak lahir bahkan pada saat masih di dalam kandungan agar anak mengenal buku sejak dini, jangan tunggu sampai anak bisa membaca sendiri.
  2. Berikan anak buku dan majalah yang penuh dengan gambar-gambar yang menarik. Biarkan ia membolak-balik buku-buku atau majalah tersebut.
  3. Mainkan permainan yang berhubungan dengan membaca, misalnya permainan mengeja kata dengan menggunakan kartu-kartu bergambar dan bertulis atau puzzle.
  4. Ajak anak ke perpustakaan dan toko buku sesering mungkin, saat mereka masih senang bepergian. Biarkan anak memilih buku yang disukainya, ini akan membuat anak dekat dengan buku dan cinta buku.
  5. Sediakan banyak peralatan menulis seperti kertas, pena, pinsil, krayon, spidol, dll. Kertas tidak harus yang bagus, beli kertas buram di pasar loak yang khusus disediakan untuk dicoret-coret anak.
  6. Berikan hadiah (reward) yang memperbesar semangat membaca, misalnya jika anak mampu menyelesaikan pembacaan sebuah buku dan bisa menceritakan ulang dengan benar, berikan kata-kata yang positif yang dapat membangun rasa kepercayaan dirinya sehingga anak akan menyukai kegiatan membaca.
  7. Dukunglah setiap tulisan anak anda, dengan memujinya, dalam setiap tulisan pasti ada yang dapat dipuji. Pujian adalah cara efektif untuk memotivasi anak terus menulis.
  8. Tempel/pampangkan karya seni atau tulisan anak pada kulkas, dinding dapur, kantor, atau dimana saja di sekitar rumah. Hal ini merupakan bentuk dorongan atau pujian serta cara membiasakan anak membiarkan orang lain melihat dan mengekspresikan karya mereka.
  9. Selanjutnya dorong anak untuk ikut serta dalam Lomba/sayembara menulis atau mengirimkan karya tulisnya ke majalah atau koran.

10.Jadikan buku atau majalah sebagai hadiah pada hari-hari perayaan tertentu, misalnya hari Ulang Tahun, Pembagian Raport, dsb.

11.Bacakan buku cerita dengan menarik. Dalam membaca cerita usahakan sehidup mungkin sehingga anak dapat merasa seolah-olah berada di dalam cerita tersebut. Atur nada suara dan bumbui dengan gerakan-gerakan tubuh.

12.Biarkan anak membaca komik, majalah dan koran. Jangan berfikir bahwa ketiga jenis bacaan ini adalah bacaan yang buruk atau tidak bermutu. Untuk anak yang minat bacanya rendah atau kemampuan membacanya rendah, bacaan tersebut memiliki beberapa kelebihan, yaitu : komik memiliki karakter dan garis cerita.

13.Latih anak tertua anda untuk membacakan cerita kepada adik-adiknya.

14.Dorong dan bimbinglah anak-anak untuk berkirim surat kepada teman-teman atau keluarga yang jauh.Selanjutnya dorong mereka menulis Catatan Harian (diary).

15.Secara rutin tanyakan segala hal yang berkaitan dengan kegiatan di sekolah ataupun di luar sekolah dan membantu anak dalam menjawab pertanyaan dengan memberikan alternatif bacaan dan memberi petunjuk mengenai pelajaran di sekolah atau pengetahuan lainnya.

16.Berikan sesedikit mungkin bantuan kepada anak untuk tugas menulis dari sekolah, agar anak merasa bahwa dia bukan penulis yang buruk. Namun bimbingan harus tetap diberikan.

17.Penuhi fasilitas untuk memperoleh buku bacaan, baik buku pelajaran, buku cerita, majalah, mesin tik atau komputer.

18.Sisihkan lebih banyak uang untuk beli buku ketimbang sewa video kartun dan beli buku-buku di bursa buku atau pasar loak sebanyak mungkin.

19.Jika anda hendak membeli komputer keluarga, pertimbangkan untuk membeli laptop daripada desktop, karena laptop dapat dipakai lebih santai sambil tiduran di kamar tidur anak.

20.Bantu anak memanfaatkan internet  untuk mencari situs baca-tulis bagi anak-anak.

21.Atur waktu secara rutin untuk membiasakan membaca setiap harinya, misalnya 20 menit sebelum tidur, setelah makan, atau paling tidak 10 menit membaca dalam sehari.

22.Jadilah teladan bagi anak-anak, biarkan anak melihat anda membaca. Jika hal tersebut sering dilihat anak, mereka menjadi terbiasa dengan kegiatan tersebut. Jika anda mengetahui membaca itu penting, namun anda tidak menyukainya, upayakan agar minat baca anda meningkat.

23.Jadilah keluarga yang suka menuliskan pesan. Buat pesan di pintu dapur/kamar atau di dekat telepon, lengkapi kertas dan pena. Gunakan alasan apapun untuk berpesan, tapi usahakan untuk tidak membuat pesan yang bersifat perintah.

24.Batasi waktu nonton Televisi atau main playstation agar anak mempunyai waktu untuk membaca dan menulis.

25.Ciptakan suasana rumah penuh dengan bahan bacaan yang disesuaikan dengan usia anak dan yang bisa menarik minat baca anak.

26.Tidak perlu ruangan khusus untuk membaca, namun perpustakaan keluarga akan membantu anak untuk mengetahui aneka bacaan dan memilih yang disukainya.

27.Memasaklah bersama dengan anak untuk melatih anak membaca resep masakan.

28.Respon tentang cerita atau isi buku bersama-sama dengan anak dengan mengajukan pertanyaan kepada anak tentang isi buku dan kosa kata yang tidak diketahuinya.

29.Menulislah bersama anak dengan menyediakan alat tulis atau menggambar. Biarkan anak meniru untuk menulis.

30.Bagi guru, motivasi siswa untuk membuat karangan pribadi, seperti membuat pengalaman selama liburan, membuat majalah dinding sekolah serta perlombaan mengarang.

31.Guru dapat membuat diskusi kelompok dengan tema tertentu yang diambil dari buku pelajaran. Setiap kelompok harus membuat kesimpulan sendiri-sendiri dari hasil diskusinya.

32.Guru dapat memberikan tugas mandiri yaitu menugaskan siswa untuk membaca satu halaman, satu sub bab, atau satu judul bab dari buku pelajaran dan membuat ringkasannya yang harus deserahkan kepada guru.

Prof. Diamond, seorang ahli saraf mengingatkan bahwa cinta merupakan resep paling penting, kehangatan dan kasih sayang merupakan faktor utama dalam dunia pendidikan anak.

Perlu diketahui bahwa kapasitas otak manusia tidak terbatas. Seseorang bisa terus belajar sejak lahir sampai akhir hidupnya. Otak akan mampu bekerja secara efektif bila digunakan secara teratur. “ If you don’t use it, you lose it “. Jika tidak digunakan, Anda akan kehilangan otak Anda.

Demikian beberapa tips untuk meningkatkan minat baca-tulis anak yang dikutip dari beberapa sumber, semoga dapat bermanfaat. Insya Allah.

Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

MENGURANGI BAU MULUT SAAT BERPUASA

Puasa di bulan Ramadhan, bagi umat Islam memberikan nikmat dan manfaat rohani yang tak terkira. Bahkan sejumlah penelitian membuktikan, puasa memberikan banyak sekali manfaat bagi kesehatan jasmani. Berpuasa, akan memberi kesempatan pada organ pencernaan untuk beristirahat, sehingga organ itu bisa dibersihkan dan membentuk zat-zat baru yang dibutuhkan tubuh.

Proses pembersihan dan pelepasan racun dari usus, ginjal, kandung kemih,
paru-paru, serta kulit, juga lebih meningkat saat berpuasa. Jadi, jangan
heran jika setelah berpuasa selama sebulan, kita merasa lebih fit, sehat dan
bugar. Namun, bagi mereka yang tetap aktif bekerja dan berhubungan dengan
banyak orang selama bulan Ramadhan, ada satu hal yang kerap dicemaskan,
apalagi kalau bukan masalah bau mulut (halitosis).

Menurut drg. Anton Rahardjo, MKM, PhD, bau mulut muncul karena ketika berpuasa aktivitas mulut dan kelenjar ludah (saliva) menurun. Selama berpuasa aktivitas mengunyah makanan tidak ada sehingga sekresi saliva juga rendah. Selain berfungsi menjaga keseimbangan cairan, saliva juga berfungsi membasahi dan membersihkan rongga mulut serta membunuh bakteri pathogen. Bila sekresi saliva rendah maka bakteri penyebab penyakit (patogen) akan berkembang di dalam rongga mulut sehingga populasinya bertambah banyak dan menimbulkan bau.

Menurut dokter gigi yang sehari-hari bekerja sebagai staf pengajar di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (UI) itu, bau mulut yang muncul ketika sedang berpuasa merupakan gejala fisiologis yang masih berada dalam batas normal. Tapi bukan berarti bisa dibiarkan, karena kalau mulut bau, kita jadi tidak nyaman bergaul dan berkomunikasi dengan orang lain. Supaya mulut tidak mengeluarkan bau tidak sedap selama berpuasa kita harus menjaga kebersihan gigi dan rongga mulut dengan baik.

Bau mulut yang bersifat normal terjadi karena berkurangnya air liur sehingga timbul napas yang kurang sedap. Misalnya pada saat bangun tidur mulut berbau karena berkurangnya saliva (air liur) selama tidur. Demikian juga kita yang berpuasa, kondisinya juga kekurangan air liur yang disebabkan keadaan tubuh yang kekurangan cairan. Halitosis yang tidak norml biasanya berasal dari kelainan dalam mulut. Seperti pada susunan geligi yang berlubang, sisa-sisa akar, karang gigi, peradangan gusi, tambalan yang sudah rusak dan tidak diperbaiki.

Bau mulut memang terjadi tidak hanya saat berpuasa, dalam keadaan kurang sehat pun keluhan ini sering muncul. Penyebabnya tidak hanya penyakit di dalam mulut, sesuatu penyakit yang bersarang di luar wilayah mulut pun bisa saja menimbulkan halitosis.

Berikut beberapa tips dan saran yang diperoleh penulis dari beberapa sumber dan dapat kita lakukan untuk mengurangi bau mulut saat berpuasa.

Sebelum berpuasa, ada baiknya periksakan gigi ke dokter gigi secara teratur untuk membersihkan plak/karang gigi, menambal gigi yang berlubang dan menjaga kesehatan gusi. Hal itu dapat menekan masalah bau mulut selama menjalankan ibadah puasa.

Bersihakan mulut dengan menggosok gigi minimal dua kali sehari. Lengkapi dengan menyikat lidah setelah makan dan menjelang tidur. Permukaan lidah yang tak rata memungkinkan adanya sisa makanan tersangkut di sana. Gunakan sikat gigi yang teksturnya halus dan rapat sehingga sisa-sia makanan yang tertinggal di dalam mulut dibersihkan dengan sempurna.

Hindari makan makanan berbau menyengat seperti jengkol, petai, bawang, dan yang lainnya ketika sahur karena dapat memicu terjadinya bau tak sedap dalam mulut.

Sahur dengan menu sayuran tumis atau sayur bening dan ditutup dengan semangkuk buah segar.

Usahakan memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh sebanyak 2 – 2,5 liter atau sekitar 8 gelas per hari. Kita bisa minum 4 gelas sewaktu sahur dan 4 gelas usai berbuka.

Jika bau mulut masih mengganggu, gunakan air rebusan daun sirih untuk berkumur setelah makan sahur. Air rebusan sirih berfungsi sebagai antibakteri penyebab bau mulut. Sebaiknya hindari cairan antiseptik yang dikhawatirkan justru dapat membunuh bakteri bermanfaat dalam mulut.

Minum jus kencur juga dapat dicoba, caranya : 15 gram kencur dibersihkan, kemudian di jus atau diblender. Tambahkan sedikit air dan gula merah hingga tertampung 200 cc, kemudian diminum pada saat makan sahur.

Saat berbuka puasa, usahakan dimulai dengan mengkonsumsi/minum air hangat setelah itu baru boleh air dingin. Kondisi mulut yang kering bila langsung terkena perubahan suhu yang ekstrim akan menyebabkan matinya sel-sel epitel pelindung mukosa mulut. Bila ini terjadi akan gampang terkena sariawan.

Lalu yang tak kalah penting, hindari kebiasaan merokok karena kandungan-kandungan dalam setiap batang rokok dapat memperburuk kondisi kesehatan mulut dan menyebabkan berkurangnya air liur.

Silahkan mencoba, mudah-mudahan aktivitas selama bulan puasa berlangsung lancar tanpa gangguan bau mulut. Selamat menjalankan ibadah puasa, mohon maaf lahir dan bathin, semoga Allah meridhoi ibadah kita, Amin.

Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

PROMOSI PERPUSTAKAAN SEKOLAH (Bahan Pembelajaran Orientasi Teknis Perpustakaan)

Beberapa Pengertian :

1. Perpustakan adalah Intitusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara professional dengan system yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi para pemustaka.

2. Pemustaka adalah pengguna perpustakaan yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakt atau lembga yang memanfaatkan pasilitas layanan perpustakaan.

3. Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang ada di lingkungan sekolah yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat di lingkungan sekolah tersebut khususnya guru dan murid. (Yusuf dan Suhendar, 2007, hal

4. Promosi adalah mekanisme komunikatif persuasif pemasaran dengan memanfaatkan teknik-teknik hubungan masyarakat. (Darmono, 2001, hal

Promosi merupakan kegiatan penting pada suatu organisasi, apalagi untuk organisasi yang bergerak di bergerak di bidang usaha dan jasa. Produk atau jasa yang dihasilkan tidak ada gunanya jika tidak diketahui atau dimanfaatkan oleh konsumennya.

Tujuan Promosi:
1. Untuk menarik perhatian
2. Untuk menciptakan kesan
3. Untuk membangkitkan minat
4. Untuk memperoleh tanggapan

Demikian halnya dengan perpustakaan sekolah. Jika konsumen perpustakaan sekolah, dalam hal ini guru, murid dan anggota masyarakat sekolah lainnya seperti pegawai tata usaha, satpam, dll. tidak mengetahui apa itu perpustakaan sekolah, apa yang ada di perpustakaan sekolah, buku-buku apa saja yang dapat dibaca di perpustakaan sekolah, maka manfaat perpustakaan sekolah tidak akan dirasakan oleh mereka. Dengan demikian mereka sebagai konsumen perpustakaan, tidak akan berkunjung ke perpustakaan sekolah.

Tujuan Promosi Perpustakaan :
1. Memperkenalkan perpustakaan, koleksi, jenis koleksi yang dimiliki, kekhususan koleksi, jenis layanan, dan manfaat yang dapat diperoleh oleh pemustaka.
2. Untuk menggairahkan minat baca serta menambah jumlah orang yang gemar membaca agar koleksi dimanfaatkan secara maksimal.
3. Memberi kesadaran kepada masyarakat tentang adanya pelayanan perpustakaan, mendorong masyarakat untuk menggunakan perpustakaan dan mengembangkan pengertian masyarakat agar mendukung kegiatan perpustakaan.

Melalui kegiatan promosi, diharapkan masyarakat sekolah mengetahui pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan sekolah sehingga membuat mereka tertarik dan berkunjung.

Perpustakaan sekolah perlu melakukan promosi kepada siswa dan guru di lingkungan sekolah tersebut. Promosi yang dilakukan oleh perpustakaan sekolah agak berbeda dengan perpustakaan umum atau jenis perpustakaan lain karena sasarannya berbeda.

Bentuk promosi yang bisa dilakukan perpustakaan sekolah antara lain:

1. Pembuatan poster atau leaflet
Poster dapat ditulis dengan tangan pada kertas manila atau pada kertas lain dengan ukuran agak besar dan ditempatkan pada ruang perpustakaan atau papan pengumuman sekolah. Isi poster misalnya tentang himbauan pentingnya membaca.

2. Pameran buku
Pameran buku dapat dilakukan oleh perpustakaan secara periodic, misalnya bertepatan dengan hari hari besar nasional. Buku yang dipamerkan dikaitkan dengan tema hari peringatan. Misalnya pada hari Kebangkitan Nasional maka buku yang dipamerkan dapat berupa buku-buku tentang kepahlawanan dan perjuangan bangsa melawan penjajah.

3. Penataan ruang perpustakaan yang baik
Penataan ruangan yang baik, rapi bersih, tersedia tempat baca yang nyaman dan menyenangkan merupakan kegiatan promosi perpustakaan. Meskipun ini merupakan promosi tidak langsung akan tetapi pengaruhnya cukup kuat untuk mengajak dan membujuk siswa untuk datang ke perpustakaan.

Telah disebutkan tadi bahwa salah satu tujuan promosi perpustakaan adalah untuk menggairahkan minat baca. Jadi, promosi perpustakaan berkaitan erat dengan minat baca. Minat baca merupakan kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang berbuat sesuatu terhadap membaca. Minat baca ditunjukkan dengan keinginan yang kuat untuk melakukan kegiatan membaca. Orang yang memiliki minat membaca yang tinggi senantiasa mengisi waktu luang dengan membaca. Orang yang demikian senantiasa haus akan bahan bacaan. Keinginan membaca sangat berpengaruh terhadap keterampilan membaca. Tujuan umum orang membaca adalah untuk mendapatkan informasi baru. Pada kenyataannya ada tujuan yang lebih khusus dalam kegiatan membaca

Tujuan Membaca :
1. Membaca untuk kesenangan ( Reading for Pleasure)
Yaitu membaca novel, surat kabar, majalah dan komik. Bahan bacaannya adalah bacaan ringan.
2. Membaca untuk meningkatkan pengetahuan ( Reading for intellectual profit )
Yaitu membaca buku-buku pelajaran, dan buku ilmu pengetahuan.
3. Membaca untuk melakukan pekerjaan (Reading for work)
Misalnya mekanik membaca buku petunjuk, ibu-ibu yang akan memasak membaca buku resep masakan, membaca prosedur kerja, dll.

Minat dan kegemaran membaca tidak dengan sendirinya dimiliki oleh seseorang termasuk anak-anak dalam usia sekolah. Minat baca dapat tumbuh dan berkembang dengan cara dibentuk. Menumbuhkan minat baca haruslah dimulai sejak dini yaitu sejak masih anak-anak.

Upaya untuk meningkatkan minat dan kegemaran membaca harus melibatkan unsure-unsur berikut :
1. Anak didik
2. Guru sekolah
Guru memegang peranan penting dalam menggairahkan minat baca anak didik. Guru sebagai contoh yang diidolakan anak-anak akan sangat efektif mengajak anak anak ke perpustakaan sekolah. Caranya yaitu guru-guru berkunjung dan membaca ke perpustakaan sekolah, dengan demikian anak-anak akan melihat dan meniru kegiatan guru idolanya sehingga mereka juga akan berkunjung dan membaca.
3. Sekolah
Dengan berbagai program kegiatan yang dapat menunjang pengkondisian tumbuhnya minat baca daan kegemaran membaca, misalnya melakukan kegiatan lomba story telling yaitu lomba menceritakan kembali kisah tokoh atau sejarah budaya yang diambil bahannya dari perpustakaan sekolah, selain itu juga kegiatan lomba meringkas cerita sejarah budaya, misalnya sejarah Datuk Bandar Kajum dsb.
4. Orang Tua
Orang tua diharapkan selalu menganjurkan anak anak untuk lebih sering membaca daripada menonton televisi. Hendaknya orang tua juga memberi insentif bagi anak-anak yang rajin membaca buku dengan membelikan buku-buku baru. Pada saat penerimaan raport, bagi anak-anak yang mendapat nilai raport yang bagus diberi hadiah buku, baik buku cerita atau buku ilmu pengetahuan. Juga pada saat anak anak berulang tahun, orang tua sebaiknya memberi hadiah berupa buku bacaan.
5. Lembaga masyarakat.
6. Pemerintah
Melalui berbagai program kegiatannya, misalnya dalam rangka perayaan hari-hari besar nasional, mengadakan pameran buku atau perlombaan-perlombaan untuk anak-anak sekolah misalnya lomba pidato, menulis puisi, mengarang, dll, yang berkaitan dengan pembinaan minat dan kegemaran membaca.

Peran perpustakaan sangat sentral dalam membina dan menumbuhkan kesadaran membaca. Kegiatan membaca berkaitan dengan tersedianya bahan bacaan yang memadai baik jumlah maupun kualitas bacaan. Maka yang perlu dilakukan oleh perpustakaan sekolah dalam mempengaruhi keinginan membaca khususnya anak didik adalah dengan menyediakan bahan bacaan yang menarik perhatian anak-anak sehingga akan mendorong mereka untuk ingin membaca. Setelah ada keinginan, kemudian mereka membaca, dan pada akhirnya mereka menjadi gemar membaca. Bacaan-bacaan ringan sangat efektif membuat seseorang bersabar untuk menuntaskan bahan bacaannya. Jika sudah terbiasa, semakin hari semakin efektif, pada akhirnya akan terus membaca.

Di lingkungan anak usia sekolah usaha pengembangan minat baca dapat dilakukan dengan prinsip jenjang dan pikat.

Jenjang :
Upaya untuk mengkondisikan perlunya penyediaan materi bacaan yang sesuai dengan perkembangan anak yang dapat memperkuat minat baca anak yang terus mendorong anak untuk maju menuju kegiatan membaca yang berkualitas

Pikat:
Upaya untuk memikat anak-anak untuk menyenangi kegitan membaca.
Memberi permen kepada anak-anak yang berkunjung ke perpustakaan juga salah satu upaya untuk memikat anak- anak menyenangi berkunjung ke perpustakaan.

Peran perpustakaan dalam menumbuhkan minat baca di lingkungan perpustakaan sekolah yaitu :
a. Memilih dan menyediakan bahan bacaan yang menarik
b. Menganjurkan cara penyajian pelajaran di sekolah dikaitkan dengan tugas ke perpustakaan
c. Memberikan kemudahan kepada pemustaka dalam mendapatkan bacaan yang menarik.
d. Memberikan kebebasan membaca secara leluasa kepada pemustaka yaitu dengan merangsang anak mencari dan menemukan sendiri bacaan yang sesuai dengan minatnya. Cara ini juga membiasakan anak untuk melakukan penelusuran bahan bacaan yang diminatinya.
e. Menanamkan kesadaran kepada pemustaka tentang pentingnya membaca dalam kehidupan khususnya dalam mencapai keberhasilan sekolah.
f. Melakukan kegiatan lomba minat baca
g. Mengkaitkan kegiatan peraayaan hari-hari besar nasional dengan kegiatan pameran buku.
h. Memberikan penghargaan kepada anak didik yang paling sering berkunjung atau paling sering meminjam buku perpustakaan sebagai Pengunjung Aktif atau Peminjam Aktif yang dinilai dalam kurun waktu tertentu misalnya setiap semesteran atau tahunan.

Bentuk-bentuk promosi yang dapat dilakukan Perpustakaan Sekolah yaitu:
1. Pembuatan poster atau leaflet tentang pentingnya membaca
2. Pameran buku secara periodik (padahari-hari besar nasional )
3. Penataan ruang perpustakaan yang baik dan menarik
4. Mengingatkan siswa tentang pentingnya membaca secara periodic (melalui amanat kepala sekolah setiap upacara hari senin)
5. Memberikan tugas kepada siswa yang penyelesaiannya harus dengan membaca koleksi perpustakaan sekolah (bekerja sama dengan guru bidang study)
6. Perlombaan yang berkaitan dengan minat dan kegemaran membaca seperti story telling, mengarang, meringkas buku, pidato, dll (bekerja sama dengan kepala sekolah, guru, komite sekolah dam Dinas P&K)
7. Memberikan penghargaan kepada pengunjung aktif dan peminjam aktif (melalui Kepala sekolah)
8. Pelayanan prima dari petugas perpustakaan yaitu dengan wajah manis, ramah tamah dan bersahabat dan menarik, menjelaskan kepada pemustaka (khususnya anak didik) ringkasan-ringkasan buku yang ada di perpustakaan.
9. Menciptakan suasana perpustakaan yang nyaman, bersahabat dan menyenangkan bagi pemustaka.

Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

BELAJAR ITU MENYENANGKAN

Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang bersifat menetap melalui serangkaian pengalaman. Belajar tidak sekedar berhubungan dengan buku-buku yang merupakan salah satu sarana belajar, melainkan berkaitan pula dengan interaksi anak dengan lingkungannya, yaitu pengalaman. Hal yang penting dalam belajar adalah perubahan perilaku, dan itu menjadi target dari belajar. Dengan belajar, seseorang yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa. Kita perlu memperluas pemahaman tentang belajar tidak hanya pada pengetahuan yang bersifat konseptual, melainkan juga hal-hal yang menyangkut keterampilan serta sikap pribadi yang mempengaruhi perilaku seseorang.

Ada empat area yang disentuh berkenaan dengan belajar yaitu:

  1. Citra diri dan perkembangan kepribadian
  2. Latihan keterampilan hidup
  3. Cara berpikir atau pola pikir

4.  Kompetensi atau kemampuan yang bersifat akademik, fisik, dan artistik.

Selain itu ada satu area lagi yang menurut penulis sangat penting yaitu area yang bersifat rohani, yang menyangkut pengenalan seseorang terhadap Tuhan.

Anak-anak seringkali malas belajar. Apalagi jika harus duduk di hadapan meja belajar. Bagi anak-anak, kegiatan belajar berkesan membosankan.

Banyak orangtua mengeluh karena anaknya kurang semangat belajar. Anak cenderung suka bermain ataupun kegiatan yang lain, seperti olahraga, les tari, vokal, dan lain sebagainya. Anak kurang tertarik dan tidak bersemangat saat diajak bicara seputar kegiatan belajarnya di sekolah. Sampai akhirnya orangtua mendapatkan prestasi belajar anak yang mengecewakan. Apa yang akan Anda lakukan sebagai orangtua ? Lalu apa yang akan Anda lakukan terhadap anak Anda tersebut ? Dapatkah Anda hanya menyalahkan anak ? Memarahi ? Menghukum ? Atau memojokkan dengan cara membanding-bandingkan anak dengan teman atau saudara yang lain ? Dapatkah itu menjadi pemecah masalah sehingga anak Anda menjadi lebih baik ? Jawabannya adalah ‘tidak’. Cara-cara tersebut telah terbukti tidak dapat membantu anak menjadi lebih baik. Namun justru akan merusak dan menghancurkan semangat dan rasa percaya diri anak saat ini dan saat mendatang.

Agar bisa bertindak bijak, orangtua perlu mengetahui penyebab anak malas belajar. Di antaranya, pertama, berkaitan dengan kondisi psikologis anak. Misalnya, sedang sedih, kurangnya waktu bermain, atau sedang bermasalah di rumah (cemburu pada adik baru), atau bermasalah di sekolah (bertengkar dengan teman). Atau, bisa juga karena hubungan antar anggota keluarga yang kurang harmonis, orangtua sering bertengkar, sehingga suasana rumah menjadi tidak nyaman untuk belajar. Selan itu, kondisi fisik anak yang sedang tidak sehat atau sakit juga menyebabkan anak sulit untuk berkonsentrasi dan enggan belajar.

Pelajaran sekolah yang kurang sesuai dengan usia anak juga akan menyebabkan anak malas belajar. Hal ini akan membuat anak merasa kesulitan, putus asa dalam memahami materi, dan akhirnya mogok belajar.

Penyebab lainnya, adalah anak tidak terlalu memiliki minat untuk tahu. Bisa jadi karena sejak awal orangtua kurang merespon positif setiap pertanyaan kritis anak atau menjawab seadanya saja. Alhasil, anak menjadi enggan untuk bertanya dan mengembangkan keingintahuannya, karena merasa diabaikan orangtuanya.

Anak-anak yang tidak suka belajar, boleh jadi, karena menganggap belajar adalah aktivitas yang tidak menyenangkan. Terlalu serius, tidak bisa bermain. Padahal, sebenarnya, belajar tidak terbatas pada ‘duduk di depan meja’ saja. Kegiatan sehari-hari bersama anak, dapat di-setting menjadi kegiatan belajar yang menyenangkan. Maka, menciptakan suasan belajar yang fun adalah prioritas yang harus diupayakan orangtua.

Tony Buzan, seorang psikolog dari Inggris, mengatakan demikian; “Pada saat seorang anak dilahirkan, ia sebetulnya benar-benar brilian.” Sebab itu, adalah salah jika orangtua beranggapan anaknya bodoh. Bila ia dikatakan bodoh, maka kemungkinan ia akan menjadi bodoh. Saran yang diberikan adalah agar anak mendapatkan sebanyak mungkin latihan fisik yang menggunakan tangan dan kaki seperti merangkak, memanjat, dan sebagainya. Orangtua perlu memberi kesempatan pada anak-anak untuk belajar dari kesalahan, yaitu melalui trial and error (coba-salah). Anak-anak suka bereksperimen, mencipta, dan mencari tahu cara bekerjanya sesuatu. Mereka juga suka pada tantangan. Sebab itu penting bagi orangtua untuk memperluas dunia anak mereka, tidak terbatas hanya di rumah saja.

Kapan waktu yang paling tepat bagi seorang anak untuk belajar secara optimal? Teori perkembangan kognitif Piaget memberi penekanan pada faktor kematangan atau kesiapan dalam belajar, artinya ada masanya bagi seorang anak untuk belajar sesuatu. Sebab itu adalah sia-sia jika kita mengajarkan sesuatu kepada anak sebelum waktunya. Misalnya, anak yang belum memasuki tahap perkembangan kognitif praoperasional (2-7 tahun) umumnya masih akan mengalami kesulitan dalam belajar bahasa karena belum mampu menggunakan simbol-simbol. Oleh karena itu, penganut teori Piaget berpendapat bahwa adalah sia-sia mengajar bahasa (di luar bahasa ibu) kepada anak usia di bawah lima tahun.

Namun belakangan ini berkembang teori belajar yang bisa kita baca dalam buku Accelerated Learning for the 21st Century oleh Colin Rose dan Malcolm J. Nitcholl, yang mengatakan bahwa sejak lahir sampai dengan usia 10 tahun adalah masa-masa yang sangat penting dan peka bagi anak untuk belajar. Disebutkan bahwa 50% kemampuan belajar anak dikembangkan pada masa empat tahun pertama, 30% dikembangkan menjelang ulang tahunnya yang ke-8, dan tahun-tahun yang amat penting tersebut merupakan landasan atau penentu bagi semua proses belajarnya di masa depan.

Berdasarkan teori tersebut, anak perlu diberi banyak rangsangan pada masa empat tahun pertama agar ia belajar dan menyerap banyak hal. Tahun-tahun pertama inilah yang justru merupakan saat tepat dan ideal bagi anak untuk belajar lebih dari satu bahasa. Dikatakan juga bahwa semua anak sebenarnya jenius di bidang bahasa. Jadi, dapat disimpulkan bahwa saat terbaik untuk mengembangkan kemampuan belajar adalah sebelum masuk sekolah, karena sebagian besar jalur penting di otak dibentuk pada tahun-tahun awal tersebut. Dalam hal ini, orangtua memegang peranan sangat penting dalam meletakkan fondasi bagi pengembangan kemampuan belajar anak.

Bagaimana agar anak bersemangat belajar?

Berikut adalah kiat-kiat praktis agar belajar menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi anak.

1. Berikan sarana pendukung belajar yang sesuai bagi si kecil. Jika sarana sudah tersedia, ciptakan suasana menyenangkan. Agar tidak muncul kesan membosankan. Suasana nyaman, dapat diciptakan melalui penataan ruang dan meja belajar yang sesuai kebutuhan dan mood anak.

2. Dalam memilih meja belajar, sesuaikan ukuran dan desain dengan kebutuhan si kecil. Pilih desain yang “ceria” dan kreatif. Bisa yang bergambar binatang atau alphabet berukuran besar. Untuk warna, biarkan si kecil memilih warna kesukaannya. Pencahayaan juga penting. Letakkan lampu meja berseberangan dengan posisi si kecil ketika menulis. Misalnya, jika si kecil menulis dengan tangan kanan, letakkan lampu di sebelah kiri meja. Pilih meja dan kursi belajar yang ergonomis (sesuai dengan ukuran dan bentuk tubuh). Agar si kecil merasa nyaman ketika duduk dan menulis. Letakkan meja belajar berjauhan dengan tempat tidur. Supaya si kecil tidak tergoda untuk membaca sambil tidur. Pilih meja belajar yang dilengkapi rak-rak kecil. Biasanya anak-anak suka memajang pernak-pernik favorit di atas meja belajar. Tempatkan beberapa aksesoris berwarna sejuk, sehingga mata si kecil dapat selalu refreshing sejenak. Tidak hanya terpaku pada buku atau layar komputer. Pastikan meja belajar selalu rapi dan bersih. Latih si kecil untuk selalu membereskan meja belajarnya. Suasana yang rapi dan bersih dapat meningkatkan mood belajar anak.

3. Ciptakan Lingkungan Tanpa Stres (Rileks). Menurut hasil penelitian tentang cara kerja otak, bagian pengendali memori di dalam otak akan sangat mudah menerima dan merekam informasi yang masuk jika berada dalam suasana yang menyenangkan. Orangtua hendaknya tidak terlalu menekankan nilai, kelulusan, dan gelar, sebab hakekat belajar bukan terletak pada itu semua. Anak tidak bisa belajar efektif dalam keadaan stres. Syarat pembelajaran yang efektif adalah lingkungan yang mendukung dan menyenangkan. Belajar perlu dinikmati dan timbul dari perasaan suka serta nyaman tanpa paksaan. Untuk menciptakan lingkungan tanpa stres bagi anak, penting bagi orangtua agar rileks dan tidak menetapkan target atau menuntut anak melebihi kemampuannya. Sebenarnya perlu bagi orangtua untuk merefleksi diri dan menjawab dengan jujur pertanyaan; “Apakah yang saya lakukan ini adalah untuk kepentingan anak saya atau untuk kepentingan diri saya sendiri?”

4. Orangtua harus menjadi contoh. Anak harus melihat bahwa belajar adalah kegiatan yang juga dilakukan orang dewasa. Cobalah membaca, menulis, atau berdiskusi bersama anak. Jadikan belajar sebagai budaya keluarga kita.

5. Ajaklah anak untuk terbiasa berdoa sebelum memulai pekerjaan. Tumbuhkan rasa butuh akan berdoa pada anak. Dengan begitu anak yang akan mulai belajar merasakan kebersamaan Allah dimanapun ia berada.

6. Dampingi anak ketika ia belajar. Agar ketika mendapatkan kesulitan anak tidak langsung putus asa, karena ada orangtua yang segera membantunya. Sekaligus, kenali pula daya konsentrasi anak kita. Ada anak yang hanya mampu konsentrasi 10 menit di awal saja, ada pula yang lebih lama. Maka, perlakuannya pun berbeda. Anak yang daya konsentrasinya relatif lebih pendek, dapat disiasati dengan bermain, atau rehat di antara waktu belajar. Belajar dengan jeda waktu istirahat setiap 20 menit akan jauh lebih efektif daripada belajar langsung 1 jam tanpa istirahat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak mampu melakukan konsentrasi penuh paling lama 20 menit. Lebih dari itu anak akan mulai menurun daya konsentrasinya. Jeda waktu istirahat 1-2 menit akan mengembalikan daya konsentrasi anak kembali seperti semula.

7. Buatkan waktu belajar yang sesuai dengan jadwal anak. Mungkin ba’da Ashar, setelah ia tidur siang, atau malah sesudah Isya setelah ia menyelesaikan aktivitasnya (bermain). Jangan sampai, orangtua terkesan memaksakan waktu belajar kepada anak, sehingga malah tidak ada waktu untuk bermain. Karena itu, orangtua dapat berdiskusi dengan anak, tentang kesepakatan waktu belajar. Hal ini, juga mendidik anak untuk komitmen dengan kesepakatan yang diputuskan bersama.

8. Beri motivasi anak untuk mencari dan menemukan jalan keluar saat ia menghadapi masalah. Biasakan diri Anda mengucapkan kalimat-kalimat motivatif pada anak. Seperti : Kamu anak pintar. Cobalah terus, kamu pasti berhasil. Ayo, kamu pasti bisa, dan sebagainya. Kalimat-kalimat tersebut akan berdampak positif langsung pada anak.

9. Berilah reaksi positif berupa pujian saat ia berhasil menyelesaikan pekerjaan yang Anda berikan. Usahakan untuk tidak mencela ataupun mengritik kesalahan yang dilakukan anak. Karena itu hanya akan menyebabkan anak berputus asa dan merasa gagal.

10. Rangsang minat belajar anak dengan memberi pemahaman bahwa belajar akan membuatnya pintar, tahu banyak hal yang berguna bagi kehidupannya dan menghasilkan sebuah keberhasilan yang sangat berharga bagi dirinya saat ini dan saat mendatang. Tentu, orangtua dapat menyesuaikannya dengan tingkat pemahaman anak, artinya lebih konkrit dan bisa dimengerti anak. Tumbuhkan pemahaman bahwa Allah sayang orang-orang yang mau berusaha untuk memperbaiki diri. Dengan itu anak akan merasa bahwa Allah suka dengan orang yang mau berusaha dan tidak berputus asa.

11. Kenali tipe dominan cara belajar anak, apakah tipe auditory (anak mudah menerima pelajaran dengan cara mendengarkan), visual (melihat) ataukah kinesthetik (fisik). Meminta anak secara terus menerus belajar dengan cara yang tidak sesuai dengan tipe cara belajar anak nantinya akan membuat anak tidak mampu secara maksimal menyerap isi pelajaran, sehingga anak tidak berkembang dengan maksimal.

12. Manfaatkan sarana bermain untuk Belajar. Dunia anak adalah dunia bermain.  Bermain adalah metode belajar yang paling efektif. Anak-anak belajar dari segala kegiatan yang mereka lakukan. Kuncinya adalah bagaimana mengubah kegiatan bermain menjadi pengalaman belajar. Ketika anak merasa senang dan nyaman, ia akan mampu belajar dengan baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor emosi sangat penting dalam proses pembelajaran dan pendidikan. Ketika suatu pelajaran melibatkan emosi positif yang kuat, umumnya pelajaran tersebut akan terekam dengan kuat pula dalam ingatan. Untuk itu, dibutuhkan kreatifitas guru dan orangtua untuk menciptakan permainan-permainan yang dapat menjadi wadah dan sarana anak untuk belajar, misalnya melalui drama, warna, humor, dan lain-lain.

13. Gunakan kelima indra anak sebagai jalur belajar. Bagian neokorteks dari otak kita terbagi dalam beberapa fungsi khusus seperti fungsi berbicara, mendengar, melihat dan meraba. Kita menyimpan memori-memori indrawati di tempat yang berbeda. Jika ingin memiliki memori yang kuat, kita harus menyimpan informasi dengan menggunakan semua indera kita  : melihat, mendengar, berbicara, menyentuh, dan membaui. Anak-anak umumnya belajar melalui pengalaman konkret yang aktif. Untuk memahami konsep ‘bulat’ yang abstrak, seorang anak perlu bersentuhan langsung dengan benda-benda bulat, apakah itu dengan cara melihat dan meraba benda bulat atau dengan cara menggelindingkan bola. Menurut Vernon A. Magnesen dalam Quantum Teaching, kita belajar 10% dari apa yang kita baca; 20% dari apa yang kita dengar; 30% dari apa yang kita lihat; 50% dari apa yang kita lihat dan dengar; 70% dari apa yang kita katakan; dan 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan.

14. Pakailah seluruh dunia sebagai ruang kelas.Ubahlah segala sesuatu yang ada di sekitar kita menjadi pengalaman belajar. Bentuk lingkaran bisa dilihat pada roda, balon, matahari, bulan, kacamata, mangkok, piring, uang logam; sedangkan persegi panjang bisa dilihat pada pintu, jendela, buku, kasur. Bujursangkar bisa dilihat di layar komputer, televisi, kotak tissu, saputangan, taplak meja; sedangkan segitiga bisa dilihat pada rumah, gunung, dan tenda.

15. Cobalah memberi tes pelajaran yang Anda yakin anak akan mampu menyelesaikan dengan mudah, tanpa kesulitan sama sekali. Biarkan anak untuk lebih dulu mengerjakan pelajaran yang lebih disukai dan yang dapat dikerjakan dengan mudah. Setelah anak berhasil, Anda akan melihat betapa bangga dan gembiranya ia. Biarkan anak mengekspresikan kegembiraannya.

16. Sebaiknya Anda tidak mengharapkan hasil yang besar dalam waktu yang singkat. Anak Anda membutuhkan waktu untuk membangun semangat dan rasa percaya dirinya. Anak akan merasa kesal bila Anda mendesak dan memaksanya untuk berbuat lebih baik

17. Berilah hadiah sederhana bila anak menunjukkan keberhasilannya. Upayakan agar hadiah yang Anda berikan pada anak bervariasi. Sehingga dengan begitu anak tidak merasa bosan.

18. Jangan lupa untuk memberi anak waktu istirahat yang pantas dari waktu belajarnya di rumah. Mungkin dapat Anda lengkapi istirahat anak dengan es krim ataupun sepotong roti. Suasana istirahat yang menyenangkan akan menjadi hal yang istimewa bagi anak.

19. Anak pada dasarnya mempunyai naluri ingin mempelajari segala hal yang ada di sekitarnya. Anak akan menjadi sangat antusias dan semangat untuk belajar jika isi/materi yang dipelajari anak sesuai dengan perkembangan anak. Anak akan menjadi mudah bosan jika yang dipelajari terlalu mudah baginya, dan sebaliknya anak akan menjadi stress dan patah semangat jika yang dipelajari terlalu sulit.

20. Untuk merangsang kemampuan daya pikir anak, berilah pengalaman menarik kepada anak. Misalnya dengan mengajak anak ke tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi anak. Pengalaman baru tersebut akan memperkaya dan memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan anak. Mintalah anak menulis apa yang dilihatnya. Kemudian rangsanglah anak untuk menceritakan pengalamannya. Respon positif Anda sangat berarti bagi anak. Anak akan merasa dirinya dihargai hingga tumbuh semangat, rasa bangga dan gembira.

21. Berkunjung ke toko buku juga merupakan salah satu bentuk wisata edukatif yang harus ditanamkan pada anak sedari kecil. Tanamkan kecintaan membaca pada anak sedari dini. Karena ilmu bukan hanya bisa didapat dari buku pelajaran atau textbook, namun juga dari buku-buku lainnya. Bahkan bukan tidak mungkin ada hal yang bisa dipelajari anak dari buku komik favoritnya. Jadi biarkan mereka memilih sendiri buku yangdiminati.

22. Hindari membantu anak mengerjakan tugasnya. Hal yang itu justru akan mendorong lahirnya ketergantungan anak pada Anda. Biarkan anak belajar dari pengalaman dengan menyelesaikan pekerjaannya sendiri.

23. Cinta adalah resep penting dalam pendidikan anak. Prof. Diamond, seorang ahli saraf, mengingatkan bahwa cinta merupakan resep paling penting dalam dunia pendidikan anak. Kehangatan dan kasih sayang adalah faktor utama dalam mendukung perkembangan anak seutuhnya. Sentuhan emosi memberikan dampak besar dalam proses belajar anak.

Ada cerita dari pengalaman seorang ibu yang pendidikannya hanya sampai SD dan memiliki 13 anak, tetapi semuanya berhasil. Suatu ketika, ada orang yang bertanya kepada si ibu itu, “Doa apa yang dipakai ibu sehingga semuanya berhasil?” Jawabnya, “Saya dan suami saya tidak banyak berdoa. Tapi, bila anak saya bersalah atau saya tidak senang perbuatannya, saya selalu berkata, “Mudah-mudahan Tuhan memberimu petunjuk. Jadi, anak ini tidak dimaki, dikutuk, atau dimarahi. Dan, kami kedua orang tuanya tidak pernah memberi makan mereka dengan makanan yang haram”.

Semoga dengan segala upaya yang dioptimalkan orangtua, anak kita menjadi pembelajar sejati yang tidak akan pernah jemu belajar, meningkatkan pengetahuannya, dan menjadi generasi terbaik. Insya Allah.

Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

Hello world!

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!

Dipublikasi di Uncategorized | 1 Komentar